DOA BERKAT DALAM IBADAH
Perlukah mengikuti ibadah sampai penyampaian “Doa Berkat” ?
Pengantar
Dalam setiap ibadah raya Kristiani yang
diadakan pada hari Minggu ataupun ibadah-ibadah khusus seperti memperingati
Jumat Agung, Paskah, dan sebagainya, pada bagian akhir ibadah selalu ditutup
dengan “doa berkat”. Tradisi ini telah berlangsung berabad-abad dalam sejarah
gereja Kristen.
Menarik bila kemudian memperhatikan respon
jemaat yang berbeda-beda dalam sebuah ibadah. Ada jemaat-jemaat yang khusuk
mengikuti ibadah sampai doa berkat disampaikan Pendeta, tetapi ada juga jemaat
yang tidak menanti sampai doa berkat disampaikan Pendeta, dan memilih keluar
dari ruangan kebaktian. Pada umumnya alasan yang dikatakan biasanya mereka
terburu-buru karena ada keperluan lain, ada juga yang malas mengantri keluar
dari ruangan ibadah sehingga memutuskan untuk “lebih cepat” keluar dari ruangan
ibadah dengan konsekuensi tidak mengikuti ibadah sampai akhir, saat “doa
berkat” disampaikan.
Namun ada juga yang tidak menganggap penting
“doa berkat”, sehingga mereka hampir selalu tidak pernah mengikuti ibadah
sampai selesai. Apakah doa berkat itu? Adakah manfaatnya sehingga jemaat harus
menunggu sampai penyampaikan “doa berkat” oleh Pendeta, baru kemudian
meninggalkan ruangan ibadah?
Dasar Alkitabiah
Doa berkat sebagai penutup ibadah merupakan
suatu tradisi yang telah berumur ribuan tahun. Bangsa Israel kuno yang hidup
sebelum masa Masehi telah mempraktekkan “doa berkat” sebagai bagian dari ritual
ibadah mereka kepada YHWH (TUHAN).
Doa berkat merupakan salah satu perintah dari
613 MITSVOT (Perintah) yang disusun
oleh para rabi Yahudi dan dimuat dalam Misyneh Torah, dan Talmud, serta traktat
Makot. Mitsvot sendiri merupakan penjabaran dari Taurat Musa. Dalam keagamaan
orang Israel, kesepuluh Titah Tuhan diibaratkan sebagai Undang-Undang Dasar,
hukum Taurat merupakan Undang-undang dan Mitsvot adalah seperti Peraturan
Pemerintah.
Doa berkat merupakan perintah ke 393 dalam
Mitsvot. Perintah itu menulis: “Para
Imam harus memberkati Israel”. Titik tolak perintah untuk memberkati orang
Israel itu bersumber dari Bilangan 6:23-27, yang menulis demikian, “Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya:
Beginilah harus kamu memberkati
orang Israel, katakanlah kepada mereka: TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau
dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya
kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka
meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.”
Para Imam, sebagai orang-orang yang dipilih
khusus oleh Tuhan dari keturunan Harun, saudara Musa, merupakan golongan hamba
Tuhan yang mendapat mandat atau otoritas dari TUHAN untuk memberkati umat
Israel atas nama TUHAN. Alkitab mencatat
bahwa seorang Imam Allah yang bernama Melkisedek diutus untuk memberkati
Abraham. Kitab Kejadian 14:19 menulis “Lalu ia memberkati Abram, katanya:
"Diberkatilah kiranya
Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi”.
Dalam Perjanjian Baru, konsep “imam” mendapat
perluasan makna. Imam bukan lagi harus berasal dari keturunan Imam Harun.
Melainkan, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus diberikan otoritas
untuk menjadi imam-imam Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang
telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:”
(1 Petrus 2:9). Ketika struktur umat Allah di masa Perjanjian Baru sampai masa
sekarang kemudian mengerucut dalam pelembagaan gereja, maka para Pendeta/Pastor
adalah orang-orang yang secara formal mendapat otoritas untuk menyampaikan doa
berkat dalam ibadah.
Para imam dalam Perjanjian Lama maupun para
Pendeta/Pastor dalam Perjanjian Baru tidak sembarangan dalam menyampaikan doa
berkat. Hal itu dikarenakan mereka sesungguhnya hanya “sarana” penyalur berkat
Tuhan atas umat-Nya. Itulah sebabnya, setiap hamba Tuhan harus hidup dalam ketaatan
dan kekudusan yang konsisten agar dapat menjadi “saluran” berkat Tuhan yang
lancar.
Konsep Berkat
Sebagaimana ditelaah dalam sarapanpagi, “Berkat”
berasal dari bahasa Ibrani BERAKHAH.
Alkitab terjemahan bahasa Inggris menggunakan istilah “blessing”. Allah selalu
ingin memberkati manusia. Sejak masa ribuan tahun lalu, panggilan untuk
diberkati dan memberkati selalu bergaung. Hanya saja, memang tidak semua orang
bersedia menanggapi panggilan rahmat Tuhan. Salah satu episode pemanggilan
Tuhan atas manusia dan janji pencurahan berkat-Nya terjadi atas diri Abraham.
Firman Tuhan mencatat, “Aku akan membuat
engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.” (Kejadian 12:2).
Kata dalam bahasa Indonesia “Berkat” merupakan
serapan dari bahasa Arab “Barakah” yang serumpun dengan bahasa Ibrani
“Berakhah”. Berkat atau “Berakhah” berasal dari verba BARAKH, yang artinya adalah “Memberkati,
memberikan salam, bahkan terkadang berarti berlutut.”
Kejadian 12:2 diatas adalah janji berkat yang
diucapkan oleh Allah kepada Abraham. Bangsa Israel sebagai keturunan Abraham
senantiasa meneruskan iman terhadap janji Allah kepada Abraham bahwa melalui
keturunan Abraham bangsa-bangsa akan diberkati. Terlebih ditegaskan lagi dalam
Bilangan 6:23-27, dimana YHWH Elohim, Allah Israel menetapkan tugas para imam
yang ditunjuk sebagai wakil-wakil Allah di bumi, mereka harus memberkati umat.
Berkat Imam dalam Bilangan 6:23-27 adalah
ucapan berkat yang indah, dalam gaya puisi Semit yang sempurna dan sarat dengan
pesan yang sangat diperlukan oleh orang-orang yang menghadapi berbagai
ketidakpastian serta aneka kekuatan yang bermusuhan dari kehidupan di padang
gurun. Ucapan berkat tersebut berbicara tentang kebaikan Allah di dalam
memelihara dan melindungi umat-Nya.
Pada saat seorang atau suatu bangsa menjadi
obyek kemurahan hati Allah, maka kesesakan, kelaparan, bahaya atau pedang hanya
berperan untuk menunjukkan betapa Tuhan mengasihi anak-anak-Nya sendiri dan
betapa mampunya Dia melepaskan mereka dari segala bahaya.
Di sini terdapat salah satu dari berkat-berkat
Israel yang paling indah, yang diungkapkan dalam tiga pasang permohonan yang
diajukan kepada YHWH Elohim, Allah Israel. Pertama,
ayat 24: TUHAN diundang secara positif untuk memberkati umat (bersama dengan
panenan, ternak, binatang besar maupun kecil, musim baik, keturunan, dsb) dan
secara negatif melindungi mereka (dari segala kejahatan, panen buruk, musuh,
ternak yang mandul, tanpa keturunan).
"TUHAN
memberkati engkau dan melindungi engkau". Di satu sisi Allah menyediakan segala sesuatu
yang baik bagi orang-orang pilihan-Nya; di sisi yang lain, Dia memelihara,
menjaga dan melindungi mereka dari musuh yang akan merampas semua yang baik itu
dari mereka. Janji Allah yang ini di dihayati, dimengerti dan dibuktikan secara
penuh oleh Daud sehingga ia bisa menuliskan TUHAN adalah gembalaku, maka aku
tak perlu ingin (Mazmur pasal 23).
Kita "tidak sempat" ingin sesuatu
jika kita menempatkan Allah sebagai Gembala kita. Karena Allah kita adalah
Gembala Yang Baik (Yehezkiel 34:31, Mazmur 23:1, Yohanes 10:11) Ia sudah
menyediakan apa yang kita perlukan, dan Ia senantiasa memelihara kita bagaikan
biji mata-Nya sendiri (Ulangan 32:10, Zakharia 2:8 ).
Kedua, ayat 25: TUHAN diundang untuk mengarahkan
wajahNya kepada umat-Nya dengan menerimanya dengan senang dan untuk memberikan
kasih karunia-Nya kepada mereka. "Tuhan
menyinari engkau" adalah sebuah ungkapan Ibrani yang khas. Bila wajah
seseorang bersinar (Amsal 16: 15), orang Itu penuh kebahagiaan; namun bila
wajahnya bertambah mendung, jelas bahwa kejahatan dan keputusasaan telah
mencengkeram jiwanya (Yoel 2:6). Terhadap kata berkat dalam ayat 25 ini kita
dapat bandingkan dengan Mazmur Daud “Buatlah
wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!”
(Mazmur 31:17).
Ketiga, ayat 26: TUHAN diundang untuk menghadapkan
wajah-Nya kepada umat-Nya dalam pengakuan dan persetujuan serta memberikan
kepada mereka damai sejahtera, artinya: memberikan kebahagiaan, keutuhan dan
kesempurnaan yang menyeluruh. "Memberi
engkau damai sejahtera (Shalom)".
Kata Shalom adalah istilah yang penuh makna.
Kamus Brown Driver Briggs
mendefinisikannya sbb: 1) completeness,
soundness, welfare, peace
1a)
completeness (in number)
1b)
safety, soundness (in body)
1c)
welfare, health, prosperity
1d)
peace, quiet, tranquillity, contentment
1e)
peace, friendship
1e1) of human relationships
1e2) with God especially in covenant
relationship
1f)
peace (from war)
1g)
peace (as adjective)
Dari penjelasan kamus BDB tersebut didapat
makna bahwa shalom meliputi keadaan yang utuh, kesejahteraan, damai sejahtera
dengan Allah maupun sesama, keamanan, keselamatan, dan kemakmuran.
Kesimpulan
Para hamba Tuhan dalam akhir kebaktian dalam gereja-gereja,
selalu menutup kebaktian dengan menyampaikan “doa berkat” kepada jemaat. Ada
berbagai macam ayat yang dikutip untuk penyampaian “doa berkat”, namun
kesemuanya itu mempunyai makna yang sama, yaitu bahwa orang-orang percaya,
yaitu jemaat Tuhan adalah orang-orang yang diwarisi
berkat-berkat Abraham, seperti ada tertulis dalam firman Tuhan, “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka
kamu juga adalah keturunan Abraham
dan berhak menerima janji Allah."
(Galatia 3:29).
Oleh karena itu, hendaklah setiap orang Kristen
memahami dengan benar makna “doa berkat” dalam akhir ibadah. Melihatnya sebagai
hak mereka untuk memperoleh
berkat-berkat dan janji-janji Allah seperti yang dijanjikan-Nya kepada Abraham,
melalui “sarana” Tuhan, yaitu sang Pendeta/Pastor yang menyampaikan “doa
berkat” di mimbar.
Aminkan setiap ucapan doa berkat yang disampaikan para pendeta/pastor. Ketika Anda mengamini setiap kata-kata berkat yang bersumber dari Firman Tuhan itu, maka jadilah kepadamu sesuai dengan imanmu. Diberkatilah kehidupanmu oleh Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Aminkan setiap ucapan doa berkat yang disampaikan para pendeta/pastor. Ketika Anda mengamini setiap kata-kata berkat yang bersumber dari Firman Tuhan itu, maka jadilah kepadamu sesuai dengan imanmu. Diberkatilah kehidupanmu oleh Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Terimakasih untuk artikel ini. Tuhan Yesus akan memberkati kita semua. Dan itu akan terjadi sesuai dengan iman kita. Maka bersyukurlah.
BalasHapus