PEMBERKATAN NIKAH KRISTEN
Pemberkatan Nikah dalam Perkawinan Kristen
Pendahuluan
Sebelumnya perlu
ditegaskan dulu bahwa kata “nikah” sama artinya dengan “kawin” dalam tata
bahasa Indonesia. Jadi penggunaan istilah nikah atau kawin tidak merupakan
masalah dan dapat digunakan bergantian. Terkadang kita mendengar ada kalangan
yang berkata, “untuk apa sih pemberkatan nikah? bukankah cukup dicatat saja
pernikahan kami di kantor catatan sipil?” “gereja terlalu ketat peraturannya”
dan kata-kata keluhan lainnya.
Kiranya tulisan ini
dapat mencerahkan wawasan Anda mengenai pentingnya pemberkatan nikah di gereja.
Saya akan menggali dasar Alkitabiah betapa pentingnya upacara pemberkatan nikah
gereja bagi sepasang pria dan wanita Kristen yang hendak menikah.
Dasar Alkitabiah
Perkawinan Kristen
merupakan perkawinan atau pernikahan antara satu laki-laki dengan satu
perempuan (Kejadian 2:18-25). Hal ini merupakan prinsip yang terutama. Lembaga
perkawinan diciptakan oleh Allah. Dia berinisiatif menjodohkan Adam dengan Hawa
(bukan Adam and Steve atau Madam and Eve). Ia mengawinkan keduanya
dalam suatu ikatan perkawinan yang kudus (Kejadian 2:21-25). Jadi, perkawinan
merupakan lembaga yang bersifat “manusiawi” tetapi juga “ilahi” karena
merupakan inisiatif Allah.
Prinsip lainnya yang
perlu diketahui adalah perkawinan Kristen merupakan perkawinan Monogami. Kekristenan tidak membenarkan
poligami (beristri lebih dari satu) atau
poliandri (bersuami lebih dari satu) (1 Korintus 7:2; 1 Tesalonika 4:2-5). Ikatan
monogami itu disebut sebagai ikatan yang “telah dipersatukan” oleh Allah. Oleh
sebab itu dalam Perkawinan Kristen tidak dikenal adanya kata “cerai” sebab
Allah membenci perceraian (Matius
19:6; Markus 10:9; 1 Korintus 7:10-11).
Ketika sepasang lelaki
dan perempuan menjadi suami istri, hubungan tersebut dinyatakan sebagai “telah
dipersatukan” oleh Allah. Inilah konsep jodoh
yang sejati.
Jodoh dalam iman Kristen adalah suami-istri yang menikah resmi di hadapan Allah melalui pemberkatan nikah gereja dan pemerintah (kantor catatan sipil).
Jodoh dalam iman Kristen adalah suami-istri yang menikah resmi di hadapan Allah melalui pemberkatan nikah gereja dan pemerintah (kantor catatan sipil).
Allah menjadikan
keduanya menjadi “satu daging” (Kejadian 2:24). Mereka bukan lagi dua melainkan
satu. Kata “satu” daging berasal dari bahasa Ibrani “echad”. Echad mempunyai makna satu
kesatuan. Seperti halnya daging yang sesungguhnya merupakan campuran dari
protein, lemak, urat maupun unsur-unsur lainnya, namun tidak terpisahkan
sebagai suatu kesatuan. Demikianlah halnya dengan relasi suami-istri dalam perkawinan
Kristen, yaitu relasi yang tidak terpisahkan.
Kesatuan suami istri
adalah juga seperti kesatuan kepala dan tubuh manusia. Kristus adalah Kepala
jemaat dan jemaat adalah tubuh-Nya. Suami disebut sebagai kepala dari istri
(Efesus 5:22-25). Tubuh tidak mungkin hidup tanpa kepala demikian juga
sebaliknya tidak ada kepala tanpa tubuh. Hal ini menjelaskan bahwa Allah
memandang kesatuan perkawinan sebagai sesuatu yang tidak terpisahkan oleh
alasan-alasan manusiawi. Hanya dosa zinah dan maut yang dapat memisahkan
(Matius 19:9; 1 Korintus 7:39).
Upacara Pemberkatan Nikah
Dalam kesatuan
inilah Allah menyediakan berkat yang melimpah dalam perkawinan orang-orang
benar (Kejadian 1:26-29; Mazmur 112:1-9; 128:1-6). Bagaimanakah proses berkat
tersebut? Berkat Tuhan secara simbolis dicurahkan dalam Upacara Pemberkatan
Nikah. Sebab ketika seorang Pendeta memberkati pasangan nikah, dia melakukan
hal tersebut atas nama Tuhan sebagai wakil Tuhan.
Atas nama Allah
Bapa, Putra dan Roh Kudus sepasang pria dan wanita diberkati pernikahannya. Itulah
mengapa, upacara pemberkatan nikah menjadi sesuatu yang penting dalam gereja
Tuhan. Oleh karena disinilah secara rohani, berkat Tuhan dikukuhkan atas rumah
tangga baru tersebut. Disinilah juga pengesahan suatu pernikahan di hadapan
Allah.
Negara Indonesia
sendiri saat ini, melalui Undang-Undang Perkawinan
tahun 1974 jelas mengatur bahwa negara
hanya akan mencatat (di kantor catatan sipil) suatu perkawinan yang telah
melalui proses pemberkatan nikah yang resmi menurut agama (di gereja dalam agama Kristen).
Relasi Suami-Istri
![]() |
foto: pravmir.com |
Relasi dalam
keluarga Kristen dengan jelas diajarkan oleh firman Tuhan. Seorang suami harus
mengasihi istrinya sama seperti ia mengasihi tubuhnya sendiri. Ia tidak boleh
berlaku kasar kepada istrinya (Efesus 5:25-33; Kolose 3:19). Bagaimana dengan
wanita? Alkitab mengatakan agar seorang istri tunduk kepada suami seperti
kepada Tuhan (Efesus 5:22; Kolose 3:18; 1 Petrus 3:1-2).
Suami juga harus hidup dengan bijaksana
terhadap istrinya dan menghormati istrinya sebagai kaum yang lebih lemah dan
sesama pewaris anugerah Allah (1 Petrus 3:7). Hal ini penting, agar doanya
tidak terhalang.
Alkitab juga
mengingatkan agar suami istri wajib memenuhi kebutuhan biologis secara wajar (1
Korintus 7:3-6). Hal ini penting dipahami, untuk menghindarkan terjadinya
perselingkuhan dalam perkawinan yang disebabkan faktor tersebut. Kasih harus
menjadi landasan suami istri dalam membina rumah tangganya. Suami istri harus
menghormati hubungan perkawinan mereka (Ibrani 13:4).
Kesimpulan
Perkawinan adalah
sesuatu yang kudus karena diciptakan oleh Allah. Itu sebabnya Alkitab menyebut
ikatan perkawinan sebagai “dipersatukan” oleh Allah. Upacara pemberkatan nikah gereja
adalah sarana berkat dan pengesahan Allah atas suatu perkawinan. Itulah
mengapa, gereja sangat menekankan pengajaran tentang hal itu.
Perkawinan Kristen
adalah monogami. Allah membenci perceraian, oleh sebab itu suami istri harus
mengusahakan dan merawat perkawinan mereka dengan sebaik mungkin dengan
landasan Kasih Allah. Perkawinan yang sukses akan dipenuhi dengan berkat-berkat
Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Shallom, saya punya pertanyaan.
BalasHapusBagaimana kalo kedua mempelai sama-sama beragama Kristen. Namun keduanya bukan jemaat di salah satu gereja? Apakah pernikahan mereka dapat di berkati?
nice share gan kerten infonya, thanks
BalasHapussouvenir pernikahan unik