YESUS TELADAN KERENDAHAN
HATI SEORANG PEMIMPIN
Yohanes 1:1 mengatakan
bahwa pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. Ayat ke 14 kemudian menulis demikian, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Sungguh luar biasa.
Sang Firman atau Kalam Allah yang Maha Kuasa TELAH menjadi manusia. Inilah peristiwa Inkarnasi. Peristiwa
inkarnasi Sang Logos atau Firman Allah ke dalam dunia merupakan fase esensial dalam karya penyelamatan Allah bagi
kemanusiaan. Hal itu menjadi titik awal dari karya penebusan Yesus Kristus.
Firman Allah memang harus menjadi sama dengan
manusia, agar dapat mengalami kematian sehingga dapat memusnahkan si jahat dan
maut yang selalu menjadi momok menakutkan bagi kemanusiaan, seperti dinyatakan
penulis Ibrani, “Karena anak-anak itu
adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka
dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia
memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;” (Ibrani 2:14)
Banyak orang skeptis yang berkata bagaimana
mungkin Allah menjadi manusia? Bagaimana mungkin Allah mau turun ke dalam dunia
dan menjadi hamba bahkan mati disalib? Jawaban atas keragu-raguan mereka
sesungguhnya sangat sederhana, yaitu karena KASIH atau CINTA-NYA yang besar
sehingga Allah mau turun dari tahta kemuliaan-Nya untuk menjadi sama dengan
manusia.
Yesus Kristus telah “turun” dari tempat yang
tinggi, dari tahta suci-Nya karena IA mengasihi Anda dan saya. Peristiwa itu
dengan tepat dilukiskan rasul Paulus ketika ia menulis:
Hendaklah kamu dalam hidupmu
bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,
dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas
bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus
adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11)
Rahasia kebesaran Kristus terletak pada
kesediaan-Nya untuk “mengosongkan” diri, menjadi hamba dan dengan rela
memberikan nyawa-Nya bagi umat manusia. Sebagai calon-calon pemimpin Kristen
masa depan, ingatlah teladan Kristus tersebut. Kepemimpinan yang sukses adalah
ketika kehidupan kita menjadi “berkat” bagi orang-orang lain, seperti Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar