Rabu, 18 Maret 2015

YESUS TELADAN KERENDAHAN HATI SEORANG PEMIMPIN



YESUS TELADAN KERENDAHAN HATI SEORANG PEMIMPIN



Yohanes 1:1 mengatakan bahwa pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ayat ke 14 kemudian menulis demikian, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”

Sungguh luar biasa. Sang Firman atau Kalam Allah yang Maha Kuasa TELAH menjadi manusia. Inilah peristiwa Inkarnasi. Peristiwa inkarnasi Sang Logos atau Firman Allah ke dalam dunia merupakan fase esensial dalam karya penyelamatan Allah bagi kemanusiaan. Hal itu menjadi titik awal dari karya penebusan Yesus Kristus.


Firman Allah memang harus menjadi sama dengan manusia, agar dapat mengalami kematian sehingga dapat memusnahkan si jahat dan maut yang selalu menjadi momok menakutkan bagi kemanusiaan, seperti dinyatakan penulis Ibrani, “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;” (Ibrani 2:14)

Banyak orang skeptis yang berkata bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Bagaimana mungkin Allah mau turun ke dalam dunia dan menjadi hamba bahkan mati disalib? Jawaban atas keragu-raguan mereka sesungguhnya sangat sederhana, yaitu karena KASIH atau CINTA-NYA yang besar sehingga Allah mau turun dari tahta kemuliaan-Nya untuk menjadi sama dengan manusia.

Yesus Kristus telah “turun” dari tempat yang tinggi, dari tahta suci-Nya karena IA mengasihi Anda dan saya. Peristiwa itu dengan tepat dilukiskan rasul Paulus ketika ia menulis:
 
salvationist.ca
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:5-11)

Rahasia kebesaran Kristus terletak pada kesediaan-Nya untuk “mengosongkan” diri, menjadi hamba dan dengan rela memberikan nyawa-Nya bagi umat manusia. Sebagai calon-calon pemimpin Kristen masa depan, ingatlah teladan Kristus tersebut. Kepemimpinan yang sukses adalah ketika kehidupan kita menjadi “berkat” bagi orang-orang lain, seperti Kristus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar