Selasa, 17 Maret 2015

Apakah Natal Perlu diperingati?



Apakah Natal Perlu diperingati?


Apakah natal perlu diperingati? Apa makna natal itu? Setiap memasuki bulan Desember,
setiap orang Kristen di seluruh dunia biasanya terfokus pada satu hari menjelang akhir bulan yaitu 25 Desember. Natal, hari yang ditunggu-tunggu setiap orang. Hari itu dipercaya sebagai peringatan hari kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia.


Sejarah 25 Desember
Apabila kita melihat di peta, maka kita akan menemukan bahwa Israel terletak di sebelah utara garis khatulistiwa, hampir sejajar dengan Jepang, yang berarti bulan Desember adalah musim dingin. Bagaimana dengan catatan Injil yang menjelaskan tentang para gembala pada malam kelahiran Yesus dalam Lukas 2:8 “….gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”? Hal ini menunjukkan bahwa kelahiran Yesus pasti tidak di bulan Desember.


Apakah 25 Desember benar-benar merupakan tanggal kelahiran Sang Juruselamat ke dalam dunia? Penelitian-penelitian yang dilakukan para ahli memberikan hasil yang berbeda. Satu hal yang pasti, 25 Desember pada awalnya merupakan Hari raya Penyembahan Dewa Matahari (Sun God) yang disembah oleh Kekaisaran Romawi. Dalam tradisi latin disebut “Natalis solis invicti”, (the Roman "birth of the unconquered sun"). 

Sebagai kekaisaran yang sangat luas dan menguasai hampir seluruh wilayah di muka Bumi pada masa-masa abad permulaan Masehi, Romawi menjadi kerajaan yang sangat berpengaruh. Sebelum Kaisar Konstantin Agung mengeluarkan Dekrit Milano (313 M) yang isinya, “Setiap orang di kerajaan Romawi berhak memeluk agama Kristen.”, mayoritas penduduk kekaisaran tersebut adalah penyembah-penyembah Dewa Matahari (Sun God). Pada tahun 336, Kaisar Konstantin Agung (Kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen) mengumumkan bahwa Agama Kristen menjadi agama yang terutama di Kekaisaran Romawi (daripada agama-agama yang lain). Akibat dari deklarasi tersebut, banyak rakyat yang kemudian memeluk agama Kristen. 
foto pray4zion.org

Para pemimpin Gereja melihat bahwa meski telah menjadi Kristen, namun rakyat masih banyak yang menyembah Dewa Matahari. Oleh karena itu, mereka ‘mengambil alih” tradisi perayaan Kelahiran Dewa Matahari (Sun God), dan menggantinya sebagai perayaan Kelahiran Terang yang Sejati, Yesus Kristus (Son of God -The True Light). Berdasarkan catatan sejarah, tanggal 25 Desember 336 kemudian mulai dirayakan gereja sebagai peringatan Kelahiran Yesus (Natal).

Kapankah waktu kelahiran Yesus
Matius 2:1 mengatakan bahwa Yesus dilahirkan pada masa Raja Herodes.  Josephus, seorang ahli sejarah Yahudi yang hidup pada abad kedua Masehi (Ant., XVII, viii, 1) memberikan informasi bahwa Herodes meninggal dunia setelah berkuasa selama tiga puluh empat tahun de facto, tiga puluh tujuh tahun de jure. Herodes telah memiliki hak sebagai Raja Yudea pada AUC 714, dan berkuasa setelah mengambil Yerusalem pada AUC 717. AUC adalah singkatan bahasa Latin, Ab Urbe Condita (related with Anno Urbis conditae: AUC or a.u.c.) yang dihitung sejak berdirinya Kota Roma. Kota Roma sendiri didirikan pada tahun 753 SM. 

Catatan: Pada jaman itu, tahun dalam kekaisaran Romawi dihitung dari tahun berdirinya kota Roma. Kemudian pada abad ke-6, atas perintah Kaisar Justinian, seorang rahib bernama Dionisius Exigius membuat kalender baru. Ia mengganti perhitungan tahun Romawi dengan tahun Masehi, yang dimulai dari kelahiran Yesus. Tetapi di kemudian hari barulah diketahui bahwa ia membuat kekeliruan hitung. Ia menempatkan kelahiran Yesus pada tahun 753 AUC, padahal seharusnya pada tahun 749 atau 747 AUC. Kekeliruan ini sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Dan sampai sekarang kita pun sudah terlanjur menggunakan tahun hasil perhitungan Dionisius itu, yang sebetulnya empat atau lima tahun terlambat dari kenyataan kelahiran Yesus.

Jadi, 1 AUC = 753 SM (Sebelum Masehi). 2 AUC = 752 SM. 3 AUC = 751 SM, dst. 750 AUC  = 4 SM (Death of Herod the Great; Christ was born before the death of Herod)

Bangsa Yahudi menghitung tahun mereka dari Nisan ke Nisan dan mendapatkan perhitungan bahwa tahun kematian Herodes berkisar pada A.U.C. 749, 750, 751. Josephus mengatakan bahwa terjadi gerhana bulan tidak lama setelah kematian Herodes. Sementara itu, gerhana bulan terjadi antara 12 hingga 13 Maret A.U.C. 750. Herodes juga kemungkinan meninggal dunia sebelum Perayaan Paskah Yahudi yang berlangsung pada tanggal 12 April (Josephus, “Ant”., iv, 4; viii, 4). 

Herodes membunuh anak-anak berumur hingga dua tahun dengan tujuan membinasakan Raja Bangsa Yahudi yang baru lahir. Oleh karena itu, terdapat sebuah kemungkinan bahwa Yesus dilahirkan pada kisaran tahun A.U.C. 747, 748, 749.

Analisa Bintang Betlehem
Salah satu kandidat bintang Betlehem adalah peristiwa konjungsiPlanet, dimana dua atau lebih objek langit terlihat berdekatan di angkasa Contohnya adalah Gerhana Matahari total, saat bulan matahari berada pada satu garis. Memang, dalam konjungsi, objek-objek yang berkonjungsi tidak selalu tepat berada dalam satu garis, namun bagi pengamat di Bumi yang melihatnya dengan mata telanjang, objek-objek tersebut akan tampak sebagai satu titik yang terang. Sepanjang rentang waktu 7 SM dan 1 SM, terjadi beberapa kali konjungsi planet.

planetx.sourceforge.net
Di sepanjang tahun 7 SM, terjadi 3 kali konjungsi yang melibatkan Jupiter dan Saturnus di konstelasi Pisces (Ikan) dimulai dengan konjungsi pertama pada tanggal 29 Mei, kemudian diikuti konjungsi kedua pada 1 oktober dan yang ketiga 4 Desember. 

Setelah itu pada Februari 6 SM, terjadi lagi konjungsi antara Mars, Jupiter dan Saturnus yang terjadi setiap 805 tahun. Dalam konjungsi pertama di tahun 7 SM, Jupiter dan Saturnus baru terbit setelah lewat tengah malam, sehingga akan tampak di arah timur sebelum Matahari terbit. Pada konjungsi kedua, kedua planet terbit saat Matahari terbenam dan akan terlihat sepanjang malam. Selang waktu terjadinya konjungsi memungkinkan para Majus melakukan perjalanan dari Timur menjumpai Herodes, setelah melihat bintang-Nya di timur (Mat 2:2).

Tak bisa dipungkiri kalau kelahiran seseorang di masa itu seringkali dikaitkan dengan tanda-tanda tertentu di langit. Nah, pada masa itu konjungsi Jupiter (mag -2.5) dan Saturnus (mag 0.8) bisa dikatakan merupakan tanda ideal kehadiran raja baru. Jupiter dikenal sebagai “Planet of Kings” sementara Saturnus dikenal sebagai “Protector of Jews” (Pelindung bangsa Yahudi), memberi indikasi kedatangan “Raja yang akan melindungi seluruh bangsa Yahudi”.

Bagi astrolog jaman dahulu, konstelasi Pisces (ikan) dikenal sebagai rumah bangsa Ibrani, Jupiter merupakan “ruler of the universe” dan Saturnus diasosiasikan dengan Palestina. Hal ini memberi kesan kalau konjungsi tersebut merupakan pertanda “King of Israel and Ruler of a Universe about to be born in Israel” . 

Yang perlu diingat dan ditandai, peristiwa konjungsi Jupiter Saturnus sangatlah jarang, dan hanya terjadi dalam interval waktu antara 40 - 338 tahun. Tentulah kejadian ini akan dianggap spektakuler oleh orang-orang yang mempelajari benda-benda langit dan mulai mengasosiasikannya dengan suatu kejadian. 
foto fallenscales.blogspot.com

Bagi orang-orang Majus yang juga mengenali sejarah Bangsa Yahudi dan kepercayaannya. kejadian ini menjadi pertanda kalau Mesias yang dinubuatkan akan lahir dan menyelamatkan bangsa Yahudi. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.”(Matius 2:9)


Kesimpulan
Pertama, mungkin Tuhan Yesus memang membiarkan dunia tidak mengetahui secara persis waktu kelahiran-Nya ke dunia. Mengapa? Karena bisa saja orang-orang akan “mengkeramatkan” hari tersebut, dan memujanya melebihi hari-hari yang lain. Padahal hal-hal tersebut adalah sesuatu yang tidak dikehendaki Tuhan. 

Kedua, memperingati Natal pada 25 Desember bukan berarti memperingati hari kelahiran Dewa, akan tetapi ditujukan kepada Terang yang Sejati itu sendiri, yaitu Son of God, Yesus Kristus. Tuhan sendiri pasti mengerti bahwa ketika orang-orang percaya di seluruh dunia merayakan natal, hal itu ditujukan kepada diri-Nya dan bukan kepada suatu dewa masa lalu. Dengan demikian, pertanyaan pada judul tulisan ini telah terjawab, yaitu bahwa Natal perlu diperingati sebab natal adalah kenangan kelahiran juru selamat dunia. 

Ketiga, merayakan Natal dapat dilakukan kapan saja. Tidak harus terfokus pada hari tertentu. Itulah sebabnya, banyak gereja yang merayakan natal pada waktu yang berbeda-beda. Karena yang terutama adalah esensinya.  

Esensi hari natal adalah memperingati kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia, untuk menebus dosa manusia dan memberikan hidup kekal (Yoh 3:16). Hal inilah yang sepatutnya menjadi fokus Natal. Oleh karena itu, sudahkah Yesus lahir di hati saudara dan menjadi Tuhan dan Juru selamat hidupmu?
Selamat Hari Natal.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar