Apakah Natal Perlu diperingati?
Apakah natal perlu diperingati? Apa makna natal itu? Setiap
memasuki bulan Desember,
setiap orang Kristen di seluruh dunia biasanya
terfokus pada satu hari menjelang akhir bulan yaitu 25 Desember. Natal, hari
yang ditunggu-tunggu setiap orang. Hari itu dipercaya sebagai peringatan hari
kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia.
Sejarah 25 Desember
Apabila kita melihat di peta, maka kita akan menemukan bahwa
Israel terletak di sebelah utara garis khatulistiwa, hampir sejajar dengan
Jepang, yang berarti bulan Desember adalah musim
dingin. Bagaimana dengan catatan Injil yang menjelaskan tentang para
gembala pada malam kelahiran Yesus dalam Lukas 2:8 “….gembala-gembala yang
tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”? Hal ini
menunjukkan bahwa kelahiran Yesus pasti tidak
di bulan Desember.
Apakah 25 Desember benar-benar merupakan tanggal kelahiran
Sang Juruselamat ke dalam dunia? Penelitian-penelitian yang dilakukan para ahli
memberikan hasil yang berbeda. Satu hal yang pasti, 25 Desember pada awalnya
merupakan Hari raya Penyembahan Dewa Matahari (Sun God) yang disembah oleh Kekaisaran Romawi. Dalam tradisi latin
disebut “Natalis solis invicti”, (the Roman "birth of the unconquered sun").
Sebagai kekaisaran yang sangat luas dan menguasai hampir
seluruh wilayah di muka Bumi pada masa-masa abad permulaan Masehi, Romawi
menjadi kerajaan yang sangat berpengaruh. Sebelum Kaisar Konstantin Agung
mengeluarkan Dekrit Milano (313 M) yang isinya, “Setiap orang di kerajaan
Romawi berhak memeluk agama Kristen.”, mayoritas penduduk kekaisaran tersebut
adalah penyembah-penyembah Dewa Matahari (Sun
God). Pada tahun 336, Kaisar Konstantin Agung (Kaisar Romawi pertama yang
memeluk agama Kristen) mengumumkan bahwa Agama
Kristen menjadi agama yang terutama di Kekaisaran Romawi (daripada
agama-agama yang lain). Akibat dari deklarasi tersebut, banyak rakyat yang
kemudian memeluk agama Kristen.
Para pemimpin Gereja melihat bahwa meski telah menjadi
Kristen, namun rakyat masih banyak yang menyembah Dewa Matahari. Oleh karena
itu, mereka ‘mengambil alih” tradisi perayaan Kelahiran Dewa Matahari (Sun
God), dan menggantinya sebagai perayaan Kelahiran Terang yang Sejati, Yesus
Kristus (Son of God -The True Light).
Berdasarkan catatan sejarah, tanggal 25 Desember 336 kemudian mulai dirayakan
gereja sebagai peringatan Kelahiran Yesus (Natal).
Kapankah waktu kelahiran
Yesus
Matius 2:1
mengatakan bahwa Yesus dilahirkan pada masa Raja Herodes. Josephus,
seorang ahli sejarah Yahudi yang hidup pada abad kedua Masehi (Ant., XVII, viii, 1) memberikan informasi bahwa Herodes
meninggal dunia setelah berkuasa selama tiga puluh empat tahun de facto, tiga puluh tujuh tahun de jure. Herodes telah memiliki hak
sebagai Raja Yudea pada AUC
714, dan berkuasa setelah mengambil
Yerusalem pada AUC 717. AUC adalah singkatan bahasa Latin, Ab Urbe Condita (related with Anno Urbis conditae: AUC or
a.u.c.) yang dihitung sejak berdirinya
Kota Roma. Kota Roma sendiri didirikan pada tahun 753 SM.
Catatan: Pada jaman
itu, tahun dalam kekaisaran Romawi dihitung dari tahun berdirinya kota Roma.
Kemudian pada abad ke-6, atas perintah Kaisar Justinian, seorang rahib bernama Dionisius Exigius membuat kalender baru. Ia mengganti perhitungan
tahun Romawi dengan tahun Masehi, yang dimulai dari kelahiran Yesus. Tetapi di
kemudian hari barulah diketahui bahwa ia membuat kekeliruan hitung. Ia
menempatkan kelahiran Yesus pada tahun 753 AUC, padahal seharusnya pada tahun
749 atau 747 AUC. Kekeliruan ini sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Dan sampai
sekarang kita pun sudah terlanjur menggunakan tahun hasil perhitungan Dionisius
itu, yang sebetulnya empat atau lima tahun terlambat dari kenyataan kelahiran
Yesus.
Jadi, 1 AUC = 753 SM (Sebelum Masehi). 2 AUC = 752 SM. 3 AUC
= 751 SM, dst. 750 AUC = 4 SM (Death of Herod the
Great; Christ was born before the death
of Herod).
Bangsa
Yahudi menghitung tahun mereka dari Nisan
ke Nisan dan mendapatkan perhitungan bahwa tahun kematian Herodes berkisar
pada A.U.C. 749, 750, 751. Josephus mengatakan bahwa terjadi gerhana bulan
tidak lama setelah kematian Herodes. Sementara itu, gerhana bulan terjadi
antara 12 hingga 13 Maret A.U.C. 750. Herodes juga kemungkinan meninggal dunia
sebelum Perayaan Paskah Yahudi yang berlangsung pada tanggal 12 April (Josephus, “Ant”., iv, 4; viii, 4).
Herodes
membunuh anak-anak berumur hingga dua tahun dengan tujuan membinasakan Raja
Bangsa Yahudi yang baru lahir. Oleh karena itu, terdapat sebuah kemungkinan bahwa Yesus dilahirkan
pada kisaran tahun A.U.C. 747, 748, 749.
Analisa Bintang Betlehem
Salah satu kandidat bintang
Betlehem adalah peristiwa konjungsiPlanet, dimana dua atau lebih objek langit terlihat berdekatan di angkasa
Contohnya adalah Gerhana Matahari total, saat bulan matahari berada pada satu
garis. Memang, dalam konjungsi, objek-objek yang berkonjungsi tidak selalu
tepat berada dalam satu garis, namun bagi pengamat di Bumi yang melihatnya
dengan mata telanjang, objek-objek tersebut akan tampak
sebagai satu titik yang terang. Sepanjang rentang waktu 7 SM dan 1 SM, terjadi
beberapa kali konjungsi planet.
![]() |
planetx.sourceforge.net |
Di sepanjang tahun 7 SM, terjadi 3 kali konjungsi yang melibatkan Jupiter dan
Saturnus di konstelasi Pisces (Ikan) dimulai dengan konjungsi pertama pada
tanggal 29 Mei, kemudian diikuti konjungsi kedua pada 1 oktober dan yang ketiga
4 Desember.
Setelah itu pada Februari 6 SM, terjadi lagi konjungsi
antara Mars, Jupiter dan Saturnus yang terjadi setiap 805 tahun. Dalam
konjungsi pertama di tahun 7 SM, Jupiter dan Saturnus baru terbit setelah lewat
tengah malam, sehingga akan tampak di arah timur sebelum Matahari terbit. Pada
konjungsi kedua, kedua planet terbit saat Matahari terbenam dan akan terlihat
sepanjang malam. Selang waktu terjadinya konjungsi memungkinkan para Majus
melakukan perjalanan dari Timur menjumpai Herodes, setelah melihat bintang-Nya
di timur (Mat 2:2).
Tak bisa dipungkiri kalau
kelahiran seseorang di masa itu seringkali dikaitkan dengan tanda-tanda
tertentu di langit. Nah, pada masa itu konjungsi Jupiter (mag -2.5) dan
Saturnus (mag 0.8) bisa dikatakan merupakan tanda ideal kehadiran raja baru.
Jupiter dikenal sebagai “Planet of Kings”
sementara Saturnus dikenal sebagai “Protector
of Jews” (Pelindung bangsa Yahudi), memberi indikasi kedatangan “Raja yang
akan melindungi seluruh bangsa Yahudi”.
Bagi astrolog jaman dahulu,
konstelasi Pisces (ikan) dikenal sebagai rumah bangsa Ibrani, Jupiter merupakan
“ruler of the universe” dan Saturnus
diasosiasikan dengan Palestina. Hal ini memberi kesan kalau konjungsi tersebut
merupakan pertanda “King of Israel and Ruler of a Universe about to be born in Israel”
.
Yang perlu diingat dan ditandai,
peristiwa konjungsi Jupiter Saturnus sangatlah jarang, dan hanya terjadi dalam
interval waktu antara 40 - 338 tahun. Tentulah kejadian ini akan dianggap
spektakuler oleh orang-orang yang mempelajari benda-benda langit dan mulai
mengasosiasikannya dengan suatu kejadian.
Bagi orang-orang Majus yang juga
mengenali sejarah Bangsa Yahudi dan kepercayaannya. kejadian ini menjadi
pertanda kalau Mesias yang dinubuatkan akan lahir dan menyelamatkan bangsa
Yahudi. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka
hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.”(Matius 2:9)
Kesimpulan
Pertama, mungkin Tuhan Yesus
memang membiarkan dunia tidak mengetahui secara persis waktu kelahiran-Nya ke
dunia. Mengapa? Karena bisa saja orang-orang akan “mengkeramatkan” hari tersebut, dan memujanya melebihi hari-hari
yang lain. Padahal hal-hal tersebut adalah sesuatu yang tidak dikehendaki
Tuhan.
Kedua, memperingati Natal pada 25
Desember bukan berarti memperingati hari kelahiran Dewa, akan tetapi ditujukan
kepada Terang yang Sejati itu sendiri, yaitu Son of God, Yesus Kristus. Tuhan sendiri pasti mengerti bahwa
ketika orang-orang percaya di seluruh dunia merayakan natal, hal itu ditujukan
kepada diri-Nya dan bukan kepada suatu dewa masa lalu. Dengan demikian,
pertanyaan pada judul tulisan ini telah terjawab, yaitu bahwa Natal perlu
diperingati sebab natal adalah kenangan kelahiran juru selamat dunia.
Ketiga, merayakan Natal dapat
dilakukan kapan saja. Tidak harus terfokus pada hari tertentu. Itulah sebabnya,
banyak gereja yang merayakan natal pada waktu yang berbeda-beda. Karena yang
terutama adalah esensinya.
Esensi hari natal adalah memperingati kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia, untuk menebus dosa manusia dan memberikan hidup kekal (Yoh 3:16). Hal inilah yang sepatutnya menjadi fokus Natal. Oleh karena itu, sudahkah Yesus lahir di hati saudara dan menjadi Tuhan dan Juru selamat hidupmu?
Esensi hari natal adalah memperingati kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia, untuk menebus dosa manusia dan memberikan hidup kekal (Yoh 3:16). Hal inilah yang sepatutnya menjadi fokus Natal. Oleh karena itu, sudahkah Yesus lahir di hati saudara dan menjadi Tuhan dan Juru selamat hidupmu?
Selamat Hari Natal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar