Kamis, 27 Agustus 2015

Pohon Pengetahuan tentang yang baik & jahat Dan Pohon Kehidupan



POHON PENGETAHUAN TENTANG YANG BAIK DAN YANG JAHAT 
dan POHON KEHIDUPAN




foto answersingenesis.org
Pohon Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat telah menjadi pohon paling populer dalam kehidupan Kristiani. Sejak masa sekolah minggu atau gereja anak, kita telah diajar mengenai keberadaan pohon tersebut dan akibat fatal yang dialami Adam dan Hawa karena telah memakan buahnya.

Ya, pohon itu memang bukan pohon sembarangan. Dia hanya ada satu, dan letaknyapun sangat strategis, yaitu berada di tengah Taman Eden. Posisinya bersebelahan dengan pohon lain yang juga sangat populer, yaitu Pohon Kehidupan (Kejadian 2:9; 3:3).

Taman Eden diisi TUHAN dengan berbagai jenis tumbuhan dan pepohonan. Adam dan Hawa tidak perlu mengusahakan taman tersebut dengan menanam benih dsb, sebab semuanya telah ditumbuhkan TUHAN disana. Ketika lapar dan haus mereka cukup memakan buah dari berbagai jenis pohon yang ada di taman tersebut.


Secara umum ada tiga macam pohon dalam taman tersebut:

1. Pohon buah-buahan untuk mencukupi makanan sehari-hari
2. Pohon Kehidupan
3. Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat

Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat terletak khusus di tengah-tengah taman Eden, seperti dijelaskan kitab Kejadian 2:9 berikut: “Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”

Nampaknya kedua pohon spesial tersebut letaknya berdekatan atau bersebelahan. Masing-masing hanya ada satu pohon.




Larangan

Ketika TUHAN memberikan perintah bahwa mereka boleh memakan semua buah dari pohon-pohon yang ada disana, hanya satu pohon yang dikecualikan boleh dimakan buahnya, yaitu pohon pengetahuan baik dan jahat. Itu artinya, sebenarnya mereka boleh memakan buah dari pohon kehidupan yang ada di tengah taman tersebut. Karena, buah pohon tersebut tidak termasuk dalam larangan TUHAN.

Hanya satu pohon saja yang buahnya tidak boleh dimakan, seperti diterangkan kitab suci berikut, “  tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:17)



Mengapa?

Mengapa TUHAN melarang mereka memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat tersebut? Mengapa TUHAN menempatkan pohon tersebut di taman Eden sehingga membuka kesempatan bagi manusia untuk berdosa? Mengapa Iblis dibiarkan berkeliaran di taman eden? Mengapa iblis dibiarkan mencobai Hawa? Mungkin ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu timbul di dalam hati ketika kita membaca kisah taman eden.


foto wdyl.com
Tes kualitas iman

Saya percaya alasan utama TUHAN menempatkan pohon pengetahuan baik dan jahat serta membiarkan iblis ada di taman itu adalah untuk mengetes kualitas iman Adam dan Hawa. Sebab mereka bukan manusia sembarangan. Mereka adalah manusia sempurna yang penuh dengan hikmat kebijaksanaan dari TUHAN.

Mereka juga akrab dengan TUHAN, hidup dalam hadirat-Nya. Hal itu menandakan bahwa keduanya merupakan orang-orang yang mempunyai iman yang benar, mengenal siapa Allahnya yang sejati. Tidak hanya mengenal TUHAN dari jauh (hanya lewat doa dsb), namun sungguh-sungguh bergaul akrab dengan TUHAN di taman tersebut.

Untuk itulah, TUHAN kemudian ingin mengetahui respon mereka ketika dihadapkan pada pilihan untuk taat atau tidak kepada-Nya. Satu-satunya jalan untuk mengetahui apakah mereka sungguh-sungguh mengasihi-Nya atau tidak adalah dengan mengetes respon mereka ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan.

Saya percaya TUHAN mengetahui ketika iblis si ular tua itu mendatangi Hawa. Ia juga tahu ketika iblis mulai menggoda Hawa. Ia juga tahu ketika Hawa mulai memegang buah itu..dan kemudian memakannya. Mengapa TUHAN tidak menghentikan Hawa? Mungkin pertanyaan itu timbul dalam hati kita. 

Saya percaya Adam dan Hawa adalah ciptaan yang sempurna. dengan kesempurnaan hikmat dan pengetahuannya mereka pasti telah mendengar dari Allah tentang kejatuhan malaikat. Hal itu terlihat dengan tidak adanya kecurigaan ketika Hawa berbicara dengan ular. Dimanakah ada ular yang bisa berbicara? Hanya ular jadi-jadian tentunya.

Hawa pasti tahu persis bahwa malaikat yang telah jatuh itu mendatanginya dalam rupa ular (kitab Wahyu menyebutnya si ular tua) atau juga "menunggangi" ular, sehingga dia biasa-biasa saja ketika diajak berbincang. Dia tidak bingung dengan fakta adanya ular yang bisa berbicara. Dia tahu ular itu bukan ular "biasa". 

Mungkinkah sikap Hawa itu merupakan sikap mengganggap enteng? Suatu kesombongan rohani bahwa ia kebal jika digoda? Hanya Hawa yang mengetahui. Namun berawal dari perbincangan dengan ular jadi-jadian itulah akhirnya ia dan Adam tergoda untuk tidak taat dan memberontak terhadap larangan TUHAN.

Mengapa TUHAN membiarkan mereka memakan buah itu? Jawaban paling rasional adalah karena TUHAN telah menciptakan manusia dengan “kehendak bebas” atau free will. Hak yang sama yang juga dianugerahkan-Nya kepada malaikat. Ada yang memutuskan untuk melayani TUHAN (Mikhael, Gabriel dkk), ada juga yang memilih untuk memberontak, yaitu Lucifer/iblis/si ular tua.

Kehendak bebas adalah sesuatu yang membedakan manusia dengan binatang, tumbuhan, dan ciptaan lainnya. TUHAN sangat menghormati kehendak bebas manusia, sehingga tidak mau mengintervensi kehendak bebas Adam dan Hawa.

Dan ketika Hawa dengan kesadarannya sendiri memutuskan untuk tidak mentaati larangan TUHAN, lebih memilih untuk memakan buah itu dan bahkan menyuruh Adam suaminya untuk ikut memakannya, saya dapat membayangkan kesedihan di dalam hati TUHAN.

Mahkota ciptaan yang begitu dikasihi-Nya lebih memilih untuk mendengarkan nasihat iblis daripada firman-Nya. Mereka lebih memilih untuk melanggar firman-Nya daripada mentaati-Nya. Pelanggaran firman TUHAN jelas ada konsekuensi. Dan konsekuensi dari ketidaktaatan mereka membawa akibat yang menyedihkan bagi Adam dan Hawa.

Mereka menjadi “berdosa” di hadapan TUHAN yang maha kudus. Mereka tidak diijinkan lagi untuk mendiami taman tersebut. Mereka harus keluar dari taman indah itu, dan terpaksa bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Pohon Kehidupan

foto aceros-de-hispania.com
Akibat ketidaktaatan mereka dilarang mendekati pohon kehidupan yang ada disebelah pohon pengetahuan baik dan jahat. Alkitab menulis, “Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” (Kejadian 3:24)

Mengapa mereka kemudian tidak boleh mendekati pohon kehidupan? Saya melihatnya sebagai bentuk kasih sayang TUHAN kepada keduanya. Meskipun mereka telah “gagal” dalam tes iman dan mendukakan hati-Nya, namun mereka tetap ciptaan-Nya yang terkasih.

TUHAN tidak mau manusia terhilang selamanya akibat dosa. Sebab apabila mereka dibiarkan mendekati dan memakan buah pohon kehidupan dalam kondisi berdosa, maka dosa mereka akan menjadi kekal. Pohon kehidupan merupakan pohon yang buahnya memberikan kehidupan. Bukan sekedar kehidupan biasa, namun kehidupan yang kekal.

Apabila dosa Adam dan Hawa menjadi kekal, maka tidak akan ada lagi korban yang bisa menebusnya. Itulah sebabnya TUHAN mencegah keduanya untuk tidak bisa memakan buah pohon kehidupan, agar dosa mereka dapat ditebus dengan korban binatang (ritual Perjanjian Lama mengajarkan penghapusan dosa manusia melalui upacara penyembelihan binatang sebagai substitusi dari dosa manusia).

Dan pada puncaknya TUHAN sendiri dalam Yesus Kristus (Firman yang berinkarnasi menjadi manusia) memberikan darah-Nya yang kudus untuk menebus dosa seluruh umat manusia seperti ditulis oleh kitab suci, “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” (1 Yoh 1:7)

Suatu hari nanti dalam pemerintahan Kerajaan sorga, di kota kudus Yerusalem Baru, pohon kehidupan merupakan salah satu pohon yang tumbuh disana. Buah pohon kehidupan khusus diberikan untuk umat TUHAN yang berhasil menang dalam perjalanan kehidupan iman mereka.

Wahyu 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."



Wahyu 22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.


Pelajaran  rohani

Salah satu faktor penyebab mengapa Hawa mudah sekali jatuh dalam godaan iblis adalah ketidakcermatan dalam mendengar firman TUHAN. Perhatikan kata-kata yang diucapkan oleh Hawa ketika ia menjawab iblis: “tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." (Kejadian 3:3)

foto rogerschristianchurch.org
Sementara firman TUHAN yang melarang keduanya adalah: “tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:17)

Hawa tidak peka dalam mendengar firman TUHAN. Ia tampaknya telah menambahi firman TUHAN dengan perkataan “ataupun raba buah itu”. Padahal TUHAN hanya melarang mereka memakan buah itu. Pemahaman yang asal-asalan akan firman Tuhan seringkali cenderung membuat manusia mudah diperdaya iblis.

Marilah menjadi umat Allah yang sungguh-sungguh dalam iman. Pahami baik-baik firman TUHAN yang kita baca atau dengar dalam suatu kotbah. Cermati benar pesan yang disampaikan firman TUHAN, agar kita tidak menjadi “bingung” dan mudah goyah ketika menghadapi pencobaan dari si jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar