Berkat-Berkat Pentakosta
Pentakosta
adalah salah satu titik penting dalam karya Kristus menyelamatkan umat manusia.
Pada hari itu, IA mencurahkan Roh Kudus kepada gereja-Nya, 120 umat yang
berkumpul di ruang atas sebuah rumah mengalami pencurahan Roh Kudus (KPR
2:1-13).
Mengapa Tuhan
Yesus memilih pencurahan Roh Kudus pada hari raya Pentakosta? Jawabannya tentu
perlu menyelidiki apa yang dimaksud dengan hari raya Pentakosta pada masa itu,
yaitu salah satu hari raya keagamaan bangsa Israel.
Hari Pentakosta dalam Perjanjian Lama
Pentakosta
berarti hari ke lima puluh. Menurut kamus Thayer, hari Pentakosta adalah hari
raya besar kedua dalam tiga hari raya besar Yahudi. Pentakosta dirayakan setiap
tahun di kota Yerusalem, pada minggu ketujuh sesudah Paskah Yahudi (passover), sebagai ucapan syukur atas
hasil panen.
Dalam Imamat
23:16 "lima puluh hari" mulai dihitung dari persembahan berkas jelai
pada permulaan hari raya Paskah. Dimana Paskah dalam Perjanjian Lama adalah
hari raya untuk memperingati kuasa Tuhan atas pembebasan bangsa Israel dari
perbudakan Mesir.
Pada hari
ke-50 setelah Paskah dirayakanlah Hari Pentakosta. Karena 50 hari = 7 minggu,
hari itu juga disebut "khag syavu'ot" / Hari Raya
Tujuh Minggu (Keluaran 34:22, Ulangan 16:9). Hari Pentakosta tersebut
menandakan selesainya menuai jelai yang dihitung mulai dari sejak pertama
kalinya menyabit gandum (Ulangan 16:9), dan waktu imam mengunjukkan berkas
tuaian itu "pada hari sesudah Sabat itu" (Imamat 23:11).
Hari
Pentakosta disebut juga "khag haqqatsir" / Hari Raya
Menuai dan "yom habbikkurim" / Hari Buah Bungaran (Keluaran 23:16,
Bilangan 28:26). Hari Pentakosta tidak hanya dirayakan pada zaman Pentateukh,
bahkan hingga zaman Salomo pun Hari Pentakosta masih dirayakan (2 Tawarikh
8:13) sebagai hari raya kedua dari ketiga pesta tahunan (bandingkan Ulangan
16:16). Tiga hari raya besar yang diperingati bangsa Israel adalah: Hari Raya
Roti Tidak Beragi (Paskah), Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta), dan Hari Raya
Pondok Daun.
Hari
Pentakosta dalam Perjanjian Lama diumumkan sebagai:
·
Hari Pertemuan Kudus (Imamat 23:21)
Pada hari tersebut tidak boleh dilakukan
pekerjaan berat, dan semua laki-laki Israel harus hadir di tempat kudus (Imamat
23:21). Pada hari itu dua buah roti bakar, yang dibuat dari tepung halus yang
baru dan beragi, diunjukkan oleh imam di hadapan Allah, pada saat imam
mempersembahkan korban-korban binatang untuk menghapus dosa dan memperoleh
keselamatan (Imamat 23:17-20).
·
Hari Bersukaria (Ulangan 16:15)
Pada hari itu orang Israel saleh mengungkapkan
rasa terima kasihnya karena berkat tuaian gandum dan sekaligus menyatakan rasa
takut dan hormat kepada YHWH (Yeremia 5:24).
Makna Pentakosta dalam Perjanjian Baru
Dalam
perspektif Perjanjian Lama, Pentakosta berarti hari raya bersukacita atas tuaian
yang besar, atas berkat-berkat Tuhan dalam kehidupan mereka. Semangat inilah
yang menjadi dasar dari Pentakosta Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru,
Pentakosta adalah ucapan syukur atas janji Tuhan yang digenapi yaitu untuk
menyertai umat-Nya sampai selama-lamanya dan atas Roh Kudus-Nya yang dicurahkan
atas gereja-Nya untuk memampukan mereka melanjutkan karya Kristus, yaitu
menjadikan segala bangsa murid-Nya.
Dua Berkat Pentakosta bagi Gereja
- Kehadiran Roh Kudus dalam setiap pribadi yang hadir pada saat itu membuktikan janji Yesus untuk selalu menyertai mereka (Matius 28:20).
Dalam bentuk
manusia, Yesus terbatas oleh tubuh manusia untuk bisa berada di segala tempat.
Ia tidak bisa menyertai Yakobus misalnya bila pada saat yang sama ia sedang
bersama Petrus di tempat lain.
Namun melalui
Roh Kudus-Nya, Kristus hadir dalam diri setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Ia ada menyertai mereka, kemanapun dan dimanapun mereka berada. Penyertaan-Nya
sempurna atas gereja-Nya. Roh Kudus tinggal di dalam kehidupan setiap orang
yang percaya kepada Yesus, seperti tertera dalam firman Tuhan, “Tidak tahukah
kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1
Korintus 3:16). Juga dalam Yohanes 14:17, “...Ia menyertai kamu dan akan diam
di dalam kamu”.
Janji Yesus
untuk menyertai gereja-Nya digenapi pada saat Pentakosta. Sampai kini, siapapun
dan dimanapun orang percaya berada, maka Roh Kudus selalu menyertai mereka. Roh
Kudus akan selalu menyertai gereja-Nya selama-lamanya, seperti ditulis kitab
suci, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan
tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan
diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17).
- Roh Kudus melanjutkan karya Kristus melalui gereja-Nya
Yesus
memberitakan kabar baik Kerajaan Allah. Ia menyampaikan kabar baik itu sambil
menyembuhkan orang sakit, membebaskan yang dibelenggu roh jahat, membuka mata
yang buta, menyembuhkan orang lumpuh bahkan membangkitkan orang mati.
Kini orang
percaya atau gereja-Nya diurapi oleh Roh Kudus untuk memampukan mereka
memberitakan kabar baik dengan otoritas Kerajaan Allah. Kitab Kisah Para Rasul
mencatat bagaimana Kuasa Allah dinyatakan melalui pelayanan para murid. Petrus
menyembuhkan orang lumpuh (KPR 3:1-10), orang sakit disembuhkan, orang yang
diganggu roh jahat mendapat kelepasan (KPR 5:15-16). Kitab Kisah Para Rasul
dipenuhi demonstrasi kuasa Allah Roh Kudus yang bekerja melalui umat-Nya.
Roh Kudus akan
selalu meninggikan dan memuliakan nama Yesus. Itu sebabnya dimanapun nama Yesus
dikotbahkan, diberitakan oleh gereja-Nya, maka kuasa Roh Kudus akan melawat. Tuhan
Yesus mengatakan, “Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang diterimanya dari pada-Ku.” (Yohanes 16:14).
Alkitab
mengatakan bahwa Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa
(1 Korintus 4:20). Kitab Korintus merupakan surat yang ditulis oleh rasul
Paulus. Sebagai seorang pelayan Tuhan, ia menyadari benar betapa dahsyat kuasa
penyertaan Roh Kudus dalam pelayanannya. Paulus menceritakan bagaimana dalam
perjalanan penginjilannya dari Yerusalem sampai ke Ilirikum, ia disertai oleh
tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa Roh Kudus (Roma 15:18-19).
Rasul Paulus
juga mengatakan bahwa senjatanya dalam pelayanan penginjilan bukanlah senjata
duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup
untuk meruntuhkan benteng-benteng (2 Korintus 10:4). Kuasa Roh Kudus bekerja
dengan kuat di dalam kehidupan dan pelayanannya kepada Tuhan (Kolose 1:29).
Betapa hebat
kuasa-Nya bagi kita yang percaya (Efesus 1:19). Kerinduan hati Tuhan Yesus
adalah agar segala bangsa menjadi menjadi murid-Nya. Tugas pemuridan bagi
bangsa-bangsa itu diberikan kepada murid-murid sebelum kenaikan-Nya ke Surga
(Matius 28:19-20).
Sebelum mereka
pergi, mereka diminta menunggu pencurahan Roh Kudus atas mereka. Tuhan sendiri
menjanjikan, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke ujung bumi." (KPR 1:8). Sesudah pentakosta, mereka
pergi menginjil dengan kuasa yang dahsyat.
Kini masih
sekitar 2 milyar manusia yang belum mendengar tentang Yesus. Tugas kita bersama
sebagai gereja-Nya, umat yang dikasihi-Nya dan telah ditebus dengan darah-Nya
untuk memberitakan injil Kristus kepada mereka. Mintalah urapan Roh Kudus
menyertai pemberitaan Anda. Dengan senang hati Roh Kudus akan menyertai dengan
kuasa-Nya ketika kita mulai bergerak memberitakan kabar baik Kristus.
Sebab untuk
itulah Ia telah diutus Bapa dan Yesus (Yohanes 14:16, 26; 15:26), yaitu untuk
bersaksi tentang Kristus bersama-sama dengan kesaksian kita gereja-Nya, seperti
dinyatakan Tuhan, “ Jikalau Penghibur
yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa,
Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari
semula bersama-sama dengan Aku." (Yohanes 15:26-27).
Pentakosta
adalah permulaan karya Roh Kudus bagi umat kepunyaan Tuhan, yaitu gereja-Nya.
Ia masih selalu bekerja untuk memuliakan Kristus. Bersama Roh Kudus marilah
menjadi kawan sekerja Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar