Kamis, 02 Juli 2015

BIJAK MEMBACA TANDA ZAMAN



BIJAK MEMBACA TANDA ZAMAN

Memahami Kedatangan Tuhan dalam sikap berjaga-jaga




Ketika waktu dunia menunjukkan pukul 24.00 di peralihan tahun antara 2000 dan 2001,
foto: thelastcrisis.tv
yang juga merupakan peralihan abad millenium, penduduk bumi banyak yang menanti dengan cemas, bertanya apa kira-kira yang akan terjadi.

Lebih terutama lagi suasana yang terasa di kalangan umat Kristen. Perhitungan usia dunia yang diyakini berumur enam hari sesuai lamanya hari-hari penciptaan semakin membuat dag dig dug setiap orang Kristen.

Akan berakhirkah dunia? Inikah the end of time itu? Mengingat manusia telah mengalami masa enam ribu tahun sejak zaman Adam. Memang sebelumnya telah terjadi banyak peristiwa tragis kemanusiaan yang merenggut banyak jiwa dan harta dengan alasan klise, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua.



Janji Kedatangan Tuhan

Topik mengenai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua (yang pertama ketika ia menjadi manusia) untuk menjemput umat pilihan-Nya (gereja) memang merupakan topik paling hangat sepanjang zaman, khususnya sejak kembalinya Tuhan Yesus ke Sorga.

Kepada para murid, termasuk Yohanes murid yang termuda, Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa Ia akan datang kembali: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.” (Yoh 14:18). Dua malaikat Tuhan juga mengatakan kepada para murid bahwa Yesus akan datang kembali, “...Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." (KPR 1:11).

Dalam wahyu-Nya kepada rasul Yohanes di usia tuanya ketika berada di pulau Patmos, Tuhan Yesus mengulangi janji kedatangan-Nya, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12).

Rasul Paulus, rasul yang status kerasulannya paling terakhir, atas ilham Roh Kudus menulis dalam suratnya, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.” (1 Tesalonika 4:16-17).

Berdasarkan bukti-bukti dari Alkitab seperti dipaparkan di atas, kedatangan Tuhan Yesus adalah sebuah kepastian. Ia akan datang kembali. Bukan lagi sebagai bayi lemah, namun sebagai Tuhan yang turun dari Sorga untuk menjemput umat tebusan-Nya.


Berbagai Prediksi seputar kedatangan Tuhan

Memang topik mengenai kedatangan Yesus yang kedua telah menjadi tema sentral gereja dari segala abad. Menurut catatan sejarah, ada begitu banyak orang yang telah memprediksi mengenai waktu kedatangan Tuhan. Namun semuanya gagal. Beberapa yang dapat disebut:

Tahun 156
Montanus dari Frigia memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 156 dan akan mendirikkan Yerusalem  baru di Asia Kecil. Ramalannya didukung oleh nabiah karismatik bernama Priscilla dan Maximilla. Namun ramalannya tak terbukti.

Tahun 500
Hippolytus seorang teolog abad ketiga memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 500. Dia memakai perhitungan matematis yang diterapkannya ke dalam Alkitab.

1 Januari 1000
Sidang Oikumene di Eropa tahun 999 menyimpulkan bahwa Tuhan akan segera menghakimi dosa manusia dan akhir dunia tepat pada milenium pertama. Jelang akhir tahun 999 terjadi kekacauan, banyak orang yang ketakutan dan menangis. Banyak orang yang menyiksa diri, orang kaya memberi hartanya kepada orang miskin dan berharap masuk surga tetapi nyatanya tidak terjadi apa-apa.

21 Maret 1843
William Miller, pendiri gerakan Millerite pada thun 1836 mempublikasikan sebuah buku Evidence From the Scriptures and History of the Second Coming of Christ About the year 1843 yang meramalkan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 21 Maret 1843. Ramalannya tak terbukti.

Dia lalu merevisi kedatangan Tuhan pada tanggal 22 Oktober 1844. Tanggal ini sekarang disebut "The Great Disappointment," alias 'Kekecewaan terbesar". Banyak orang Kristen telah menjual harta benda milik mereka, berhenti dari pekerjaan mereka dan menyiapkan diri untuk kedatangan kedua tetapi tidak terjadi apa-apa.

Adventis dan Saksi Yehova
Tokoh-tokoh Adventis meramalkan waktunya akan datang pada tahun 1843 dan direvisi mereka menjadi tahun 1844. Para tokoh Saksi Yehovah meramalkan saatnya sudah dimulai pada tahun 1874 dan pada tahun 1914 diramalkan Yesus akan datang. Tetapi karena Yesus tidak datang juga, dan manusia anti Christ itu juga tidak kelihatan, mereka merevisi terus menjadi tahun 1918, 1925, 1941, 1975 dan terakhir tahun 1992.

1972
David Berg, tokoh dari Children of God meramalkan bahwa Tuhan Yesus akan datang kedua kali pada tahun 1972, ini bertepatan dengan adanya tanda di langit berupa kedatangan komet Kahoutek.

1988
Kemudian peristiwa kemerdekaan Israel di tahun 1948 juga menjadi salah satu waktu yang menjadi patokan untuk menentukan waktu akhir zaman. Beberapa penginjil dan penggila akhir zaman pun mulai berhitung-hitung dengan angka tahun 1948 sebagai patokan.
Edward Whisenant menjual 2 juta copy bukunya yang berjudul, 88 Alasan Mengapa Pengangkatan akan Terjadi di Tahun 1988. Dia memprediksikan kedatangan Kristus yang kedua pada tanggal 11-13 September 1988.
 
1 Januari 2001
Kejadian di Texas, yang menewaskan banyak jiwa dengan David Koresh yang mengaku sebagai mesias yang akan datang, sebagai “otak” nya, telah membuat dunia semakin tegang menanti datangnya akhir zaman, kedatangan Tuhan dan masa anti christ seperti yang telah dinubuatkan dalam Alkitab.

Teng..teng..bel pun berbunyi menandai datangnya millenium yang baru (1 Januari 2001) dan berarti menandai berakhirnya masa enam ribu tahun, ternyata tidak terjadi sesuatu apa pun. Tidak ada bunyi sangkakala yang terdengar, tidak ada kuburan yang tebuka, tidak ada mobil-mobil yang saling bertabrakan akibat pengemudinya hilang secara misterius, juga tidak ada sosok “manusia iblis” yang mengklaim dirinya sebagai anti christ dan menginjak-injak Bait suci.

Segalanya berjalan normal as usual, tidak ada keanehan yang terjadi. Banyak orang Kristen pun yang bertanya-tanya. Kapankah sebenarnya kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali? Kapankah manusia anti Christ itu akan menyatakan dan memproklamirkan dirinya sebagai “allah” yang harus disembah seluruh penduduk bumi tanpa kecuali. Adakah tanda-tanda yang dapat menjadi patokan bagi orang-orang percaya?


Fenomena MEE
foto: shalemediagroup.com
Dalam tahun-tahun belakangan, kedatangan Yesus kali yang kedua dan munculnya manusia anti Christ, banyak diasosiasikan dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang bercita-cita untuk menyatukan Eropa dengan menggunakan satu mata uang tunggal, yakni Euro. Mata uang tunggal itu sendiri telah resmi diluncurkan dan menggantikan semua mata uang negara-negara anggota MEE.

Banyak penafsir yang menganggap mata uang tunggal ini merupakan cikal bakal dari kerajaan anti Christ yang akan datang. Mereka menyatakan kerajaan anti Christ akan merupakan dinasti tanpa batasan negara, ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan. Semua penduduk bumi akan disatukan dalam kerajaan itu dengan satu mata uang tunggal. Akankah Euro menjadi cikal bakal mata uang anti christ tersebut? Waktulah yang akan menjawab keingintahuan kita.


Chip
Belakangan ini perkembangan teknologi yang semakin maju telah menghasilkan teknologi chip. Chip membuat kartu kredit tidak lagi bisa digandakan. Chip juga digunakan dalam banyak aspek kehidupan manusia lainnya seumpama dalam kartu sim card provider telekomunikasi, dalam e-KTP dsb.

Chip merupakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) atau Identifikasi Frekuensi Radio. Ini adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi dengan menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena.

foto: en.wikipedia.org
Menurut beberapa sumber, chip sudah dapat dipasang pada kulit manusia. Hal ini memicu keramaian dalam dunia kristiani sebab kitab Wahyu menulis: Ia menyebabkan sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak ada seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting disini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam. (Wahyu 13:16-18)

Apakah chip yang sekarang menjadi bagian dari teknologi manusia adalah tanda anti Christ sebagaimana dimaksud dalam kitab Wahyu? Hanya waktulah yang akan menjawabnya. Tidak ada seorangpun yang berani menjawab.


Suara sangkakala di langit
Belakangan ini dunia dihebohkan dengan suara seperti bunyi sangkakala yang terdengar di beberapa negara, seperti Jerman, Kanada, Australia, Belarusia dan Amerika Serikat. Suara itu mulai muncul sejak tahun 2011. Para ahli seperti badan antariksa AS, NASA juga ikut memberikan komentar.

NASA mengatakan bahwa sumber bunyi tersebut dari gesekan lempeng bumi maupun medan magnetik di atmosfer, termasuk ketika muncul aurora di dekat kutub. Suara-suara itu sebetulnya terus 'dinyanyikan' oleh Planet Bumi setiap saat.

Namun secara logika tampaknya analisa NASA kurang valid. Sebab apabila sumbernya dari gesekan lempeng bumi maupun medan magnetik di atmosfir, seharusnya suara itu sudah terdengar sejak ratusan bahkan ribuan tahun. Bukankah sejak dulu sudah ada gesekan lempeng bumi dan medan magnit?

Suara itu seharusnya sudah menjadi suara yang biasa terdengar. Namun bukankah baru terdengar sejak 4 tahun lalu. Jika argumen NASA terasa kurang valid, maka apakah sumber bunyi tersebut?

Menarik jika kita membaca kitab Wahyu 4:1 “Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.” Dalam ayat tersebut, suara seorang makhluk sorgawi dikatakan seperti bunyi sangkakala.

Mungkinkah suara sangkakala yang terdengar sporadis di langit beberapa negara berasal dari makhluk sorgawi? Kiranya Tuhan memberikan hikmat kepada setiap kita.

Hikmat sederhana yang saya kira bisa diambil dari fenomena ini adalah orang-orang yang hidup di zaman sekarang sudah makin tahu dan mengenal suara bunyi sangkakala. Sebab sangkakala bukanlah alat musik yg lazim di zaman ini. Itu adalah alat musik zaman ribuan tahun yang lalu.

Jadi apabila tanda sangkakala dibunyikan malaikat pada waktu kedatangan Tuhan nanti, semua umat-Nya akan mengerti bahwa telah tiba saat kedatangan-Nya.  Sebab semua bangsa akan melihat kedatangan Anak Manusia (Yesus) di awan-awan kemuliaan. Kedatangan yang agung dan penuh kuasa disertai tiupan sangkakala.
foto: papermasters.com

Alkitab menjelaskan: “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain". (Matius 24:30)


Berjaga-jaga
Nubuat paling populer dan menjadi rujukan para pendeta dan pakar akhir zaman mengenai kedatangan Tuhan adalah nubutan Daniel mengenai masa 70 minggu (Dan 9:24-27), mimpi Nebukadnezar mengenai “patung yang amat besar” (Dan 2:31-45), nubuatan Tuhan Yesus (Mat 24-25) dan yang paling terkenal dan juga menjadi bahan perdebatan paling serius dalam sejarah kekristenan, surat Yohanes kepada ketujuh jemaat Asia Kecil, yang populer dengan sebutan kitab Wahyu.

Namun kesemuanya itu merupakan nubuatan yang tidak bisa ditafsir sembarangan. Harus disiplin dalam menggunakan kaidah-kaidah tafsir kitab suci dan tentunya ilham dari Roh Kudus. Sejujurnya, sampai saat ini semua buku tafsir Alkitab dari para ahli tidak ada yang berani dengan tegas menerangkan tanda-tanda spesifik menjelang kedatangan Tuhan.

Lagipula, jangan terlalu fokus mengira-ngira kedatangan Tuhan. Sebaiknya kita fokus untuk mempersiapkan diri menjadi mempelai Kristus yang bijaksana dan dewasa. Dalam perumpamaan mengenai lima gadis bijaksana dan lima gadis yang bodoh (Matius 25) Tuhan mencela gadis-gadis mempelai yang tidak punya persiapan.

Mereka semua sudah tampil cantik, membawa pelita namun hanya lima yang bersiap-siap dengan minyak cadangan. Sementara lima lainnya percaya diri dengan minyak di pelitanya dan tidak membawa minyak cadangan. Ternyata, mempelai pria lama datang sehingga pelita mereka nyaris padam. Dan disaat itulah mempelai pria datang. Akhirnya lima gadis yang membawa minyak cadangan segera dapat mengisi ulang pelitanya sehingga tetap bernyala terang dan diundang memasuki perjamuan kawin. Sementara lima lainnya tertinggal saat membeli minyak, sebab pintu telah ditutup.

Kisah itu merupakan pengajaran mengenai pentingnya sikap hidup berjaga-jaga. Kita tidak akan pernah tahu waktu kedatangan Tuhan. Hari itu akan datang seperti pencuri (2 Petrus 3:10). Hanya Bapa saja yang mengetahui (Matius 24:36). Sebagai umat-Nya, sikap terbaik yang harus dilakukan sejak hari ini adalah hidup berjaga-jaga.

Mohon ampun bila masih ada dosa dalam kehidupan. Hiduplah dalam perdamaian dengan Allah. Jangan ijinkan dosa dan segala kecemaran menguasai hidup kita. Berjalanlah selalu dalam pimpinan Roh Kudus. Hiduplah senantiasa dalam takut akan Tuhan, dalam kekudusan dan kebenaran.

Renungkanlah peringatan rasul Petrus dalam suratnya: Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat... waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.  Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. (2 Petrus 3:14-17).

1 komentar:

  1. Jemaat GBI REM Ciputra18 Juli 2015 pukul 11.47

    Amien.. Thank you sharingnya Ps. Bobby amat sangat memberkati

    BalasHapus